Senin, 02 Januari 2012

Olahraga Renang


OLAHRAGA RENANG
Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau melakukan olahraga air.
Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi dilakukan di kolam renang. Manusia juga berenang di sungai, danau, dan laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.

A.    Sejarah

Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir, Mesir barat daya. Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000 SM. Beberapa di antara dokumen tertua yang menyebut tentang berenang adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5, Kisah Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-hikayat lain. Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari Jerman menulis buku mengenai renang yang pertama, Perenang atau Dialog mengenai Seni Berenang (Der Schwimmer oder ein Zwiegespräch über die Schwimmkunst).
Perlombaan renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah dibangunnya kolam-kolam renang. Saat itu, sebagian besar peserta berenang dengan gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya rangkak depan atau disebut gaya trudgen dalam perlombaan renang di dunia Barat. Trudgen menirunya dari teknik renang gaya bebas suku Indian di Amerika Selatan. Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam Olimpiade Athena 1896. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru renang Olimpiade. Persatuan renang dunia, Federation Internationale de Natation (FINA) dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu yang pada awalnya merupakan salah satu variasi gaya dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952.

B.     Gaya renang

Dalam renang untuk rekreasi, orang berenang dengan gaya dada, gaya punggung, gaya bebas dan gaya kupu-kupu. Gaya renang yang dilombakan dalam perlombaan renang adalah gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Dalam lomba renang nomor gaya bebas, perenang dapat menggunakan berbagai macam gaya renang, kecuali gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu. Tidak seperti halnya gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu, Federasi Renang Internasional tidak mengatur teknik yang digunakan dalam nomor renang gaya bebas. Walaupun demikian, hampir semua perenang berenang dengan gaya krol, sehingga gaya krol (front crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang dalam nomor renang gaya bebas.

1.      Gaya bebas

Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil napas, perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju lebih cepat di air.
Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar tertentu. Gaya bebas dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang yang bisa membuat perenang dapat melaju di dalam air. Sehingga gerakan dalam gaya bebas bisa di gunakan oleh beberapa orang, baik yang sudah terlatih maupun para pemula.

2.      Gaya dada

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi tubuh stabil dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.
Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Di antara ketiga nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional, perenang gaya dada adalah perenang yang paling lambat.

3.      Gaya punggung

Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung menghadap ke permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah mengambil napas. Namun perenang hanya dapat melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.
Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas, namun dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung.
Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya punggung melakukan start dari dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang besi pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak kaki bertumpu di dinding kolam.
Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama kali diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang diperlombakan setelah gaya bebas.

4.      Gaya kupu-kupu

Gaya kupu-kupu atau gaya lumba-lumba adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.
Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru. Berbeda dari renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki.
Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari perenang. Kecepatan renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan secara bersamaan. Perenang tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih cepat dari perenang gaya bebas. Dibandingkan dalam gaya berenang lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan yang buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar.

C.    Resiko

Terdapat berbagai resiko saat manusia berada di air, baik sengaja maupun tidak sengaja. Kecelakaan di air dapat menyebabkan cedera hingga kematian akibat tenggelam. Oleh karena itu, sebelum memasuki air, perenang harus mencari tahu kedalaman kolam renang, sungai, atau laut yang ingin direnangi.
Berenang di sungai atau di laut bisa sangat berbahaya bila terdapat arus deras atau ombak besar secara tiba-tiba. Orang yang sedang dalam pengaruh alkohol dan obat-obatan dilarang untuk berenang.
Kaca mata renang dapat mencegah mata orang yang memakainya dari iritasi. Berenang di air kotor akan menyebabkan penyakit kulit dan iritasi mata. Di kolam renang, bakteri penyebab penyakit dikendalikan dengan pemberian kaporit. Pergantian air yang teratur akan meningkatkan kualitas air kolam yang sehat.

D.    Perlengkapan

Berenang secara alami tidak membutuhkan perlengkapan atau pakaian khusus. Manusia dapat berenang tanpa perlengkapan apapun dalam kondisi apapun. Berenang yang ditujukan untuk rekreasi dan olahraga terkadang membutuhkan pakaian dan perlengkapan khusus untuk membantu memudahkan bergerak di air.
Pakaian yang digunakan untuk berenang dirancang untuk memudahkan manusia bergerak di air. Pakaian renang biasanya terbuat dari bahan karet yang mengikuti bentuk tubuh untuk menghindari masuknya udara ke dalam pakaian. Pakaian renang juga dirancang untuk mempercepat pergerakan manusia di air, rancangan seperti ini ditujukan bagi kegiatan berenang untuk kompetisi.
Selain pakaian yang dirancang khusus, dalam berenang terkadang membutuhkan perlengkapan khusus seperti kaca mata renang, ban renang, penutup telinga dan hidung, penutup kepala. Secara umum perlengkapan renang tersebut ditujukan untuk memudahkan berenang dan menghindari risiko yang timbul akibat berenang.

Referensi

Search Wikimedia Commons
Wikimedia Commons memiliki kategori mengenai Berenang
3.      ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x (Inggris) Video belajar berenang dari BBC: gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, gaya kupu-kupu
4.      ^ a b c (Inggris) Cara mencegah tenggelam dan keselamatan di air dari Rumah Sakit Anak-Anak Seattle dan Washington State Drowning Prevention Network.
5.      ^ a b c d e f g h i (Inggris) Cedera dan penyakit akibat berenang

Musik dan Teori Musik

MUSIK
Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:
  • Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar.
  • Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
  • Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.
Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
  Aliran-aliran Musik
Berikut adalah daftar aliran/genre utama dalam musik. Masing-masing genre terbagi lagi menjadi beberapa sub-genre. Pengkategorian musik seperti ini, meskipun kadang-kadang merupakan hal yang subjektif, namun merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dan ditetapkan oleh para ahli musik dunia.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak perkembangan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Contohnya musik triphop yang merupakan perpaduan antara beat-beat elektronik dengan musik pop yang ringan dan enak didengar. Contoh musisi yang mengusung jenis musik ini adalah Frou Frou, Sneaker Pimps dan Lamb. Ada juga hip-hop rock yang diusung oleh Linkin Park. Belum lagi dance rock dan neo wave rock yang kini sedang in. Banyak kelompok musik baru yang berkibar dengan jenis musik ini, antara lain Franz Ferdinand, Bloc Party, The Killers, The Bravery dan masih banyak lagi.
Bahkan sekarang banyak pula grup musik yang mengusung lagu berbahasa daerah dengan irama musik rock, jazz dan blues. Grup musik yang membawa aliran baru ini di Indonesia sudah cukup banyak salah satunya adalah Funk de Java yang mengusung lagu berbahasa Jawa dalam musik rock.

TEORI MUSIK

Teori musik merupakan cabang ilmu yang menjelaskan unsur-unsur musik. Cabang ilmu ini mencakup pengembangan dan penerapan metode untuk menganalisis maupun menggubah musik, dan keterkaitan antara notasi musik dan pembawaan musik.
Hal-hal yang dipelajari dalam teori musik mencakup misalnya suara, nada, notasi, ritme, melodi, Kontrapun Musik, harmoni, Bentuk Musik, Teori Mencipta Lagu, dlsb.

1.      Suara

Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik, gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa lama suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi).

2.      Nada

Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada atau tala tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut. Nada dalam teori musik diatonis barat diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama yaitu nada C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des, Dis/Es, Fis/Ges, Gis/As, dan Ais/Bes.

3.      Ritme

Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan durasi).

4.      Notasi

Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok, tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo, dinamika, dan sebagainya.

5.      Melodi

Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi dalam akord-akord tersebut).
Melodi terbentuk dari sebuah rangkaian nada secara horisontal. Unit terkecil dari melodi adalah Motif. Motif adalah tiga nada atau lebih yang memiliki maksud atau makna musikal. Gabungan dari Motif adalah Semi Frase, dan gabungan dari Semi Frase adalah Frase (Kalimat). Sebuah Melodi yang paling umum biasanya terdiri dari dua Semi Frase yaitu kalimat tanya (Antisiden) dan kalimat jawab (Konsekuen).

6.      Harmoni

Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan biasanya disebut akord.

 

Referensi

Komunikasi Terapeutik Pada Lansia

Komunikasi Terapeutik Pada Lanjut Usia (LANSIA)
Menurut WHO, batasan umur seseorang yang tergolong lanjut usia (lansia) adalah sebagai berikut :
Middle age                              : 45 – 59 tahun
Elderly (lansia)                        : 60 – 70 tahun
Old (lansia tua)                       : 75 – 90 tahun
Very Old (lansia sangat tua)   : >90 tahun
a)      Prinsip Komunikasi untuk Lansia
Prinsip komunikasi untuk lansia (Ebersole dan Hess dalam Brunner dan Siddarth, 1996) adalah :
1.      Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.
2.      Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.
3.      Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik (periksa baterai).
4.      Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.
5.      Jangan berbicara dengan keras atau berteriak, bicara langsung dengan telinga yang dapat mendengar dengan lebih baik. Berdiri di depan klien.
6.      Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana.
7.      Beri kesempatan pada klien untuk mengenang.
8.      Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua, kegiatan rohani.
9.      Membuat rujukan pada terapi wicara dan kegiatan sosial sesuai kebutuhan.
10.  Berbicara pada tingkat pemahaman klien.
11.  Selalu menanyakan respons, terutama ketika mengajarkan suatu tugas atau keahlian.
b)      Komuikasi Verbal dan Non Verbal
Komunikasi verbal dan non verbal yang digunakan untuk berkomunikasi dengan lansia antara lain :
1.      Saling mengenalkan nama dan jabat tangan, panggil klien dengan sapaan hormat dan nama panggilan lengkap.
2.      Gunakan sentuhan untuk memperkuat pesan verbal dan komunikasikan non verbal.
3.      Menjelaskan tujuan dari pertemuan, diskusikan hanya satu topik.
4.      Dimulailah dengan pertanyaan yang sederhana dan gunakan bahasa yang sering digunakan oleh klien secara singkat dan terstruktur.
5.      Gunakan pertanyaan terbuka – tertutup dan ciptakan suasana yang nyaman.
6.      Klarifikasi pesan secara periodik, validasikan apakah klien sudah mengerti dengan maksud perawat.
7.      Pertahankan kontak mata, tingkatkan perhatian, dan mendorong untuk memberi informasi yang jelas.
8.      Bersikaplah empati, jaga selalu privasi klien.
9.      Mintalah izin sebelum menanyakan status mental, memori dan kemampuan yang lain.
10.  Tuliskan perintah atau hal – hal penting untuk diingat.
c)      Komunikasi Terapeutik pada Lansia dengan Masalah Fisik Maupun Mental
1.      Lansia dengan Gangguan Pendengaran :
a.       Berdiri dekat menghadap klien.
b.      Bertanya diarahkan pada telinga yang lebih baik.
c.       Berikan perhatian dan tunjukkan wajah saudara.
d.      Tegurlah nama sebelum pembicaraan dimulai.
e.       Gunakan pembicaraan yang keras, jelas, pelan, dan diarahkan langsung pada klien.
f.       Hindari pergerakan bibir yang berlebihan.
g.      Hindari memalingkan kepala, tidak berbalik atau berjalan saat bicara.
h.      Jika klien belum memahami, ulangi dengan menggunakan kata – kata yeng berbeda.
i.        Membatasi kegaduhan lingkungan.
j.        Gunakan tekanan suara yang sesuai.
k.      Berilah instruksi sederhana untuk mengevaluasi pembicaraan.
l.        Hindari pertanyaan tertutup, gunakan kalimat pendek saat bertanya.
m.    Gunakan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi.
2.      Lansia dengan tidak dapat mendengar (deaf) :
Hampir sama dengan klien yang mengalami gangguan pendengaran, tetapi ditambah dengan beberapa teknik, yaitu :
a.       Menulis pesan jika klien dapat membaca.
b.      Gunakan media (gambar) untuk membantu komunikasi.
c.       Pernyataan dan pertanyaan yang singkat.
d.      Gunakan berbagai macam metode untuk menyampaikan pesan, contoh : body language.
e.       Sempatkanlah waktu bersama klien.
3.      Lansia dengan gangguan penglihatan :
a.       Perkenalkan diri, dekati klien dari depan.
b.      Jelaskan kondisi tempat dan orang yang ada.
c.       Bicaralah pada saat Anda mau meninggalkan tempat.
d.      Pada saat saudara berbicara pastikan klien tahu tempat saudara.
e.       Katakan pada klien apa yang dapat mebantunya seperti lampu, membacakan.
f.       Biarkan klien memegang tangan saudara sebagai petunjuk dan jelaskan apa yang sedang saudara kerjakan.
g.      Jelaskan jalan – jalan apa bisa dilalui oleh klien.
h.      Sanjunglah kemampuan beradaptasi dan kemandirian klien.
4.      Lansia dengan Afasia
Afasia merupakan gangguan fungsi bahasa yang disebabkan cidera atau penyakit pusat otak. Ini termasuk gangguan kemampuan membaca dan menulis dengan baik, demikian juga bercakap – cakap, mendengar, berhitung, menyimpulkan dan pemahaman terhadap sikap tubuh. Dimana penyebab afasia pertama adalah stroke, cedera kepala, dan tumor otak (Brunner dan Siddart, 2001).
Teknik Komunikasi yang digunakan adalah :
a.       Menghadap ke pasien dan membuat kontak mata.
b.      Sabar dan meluangkan waktu.
c.       Harus jujur, temasuk ketika kita belum memahami pertanyaannya, sikap tubuh, gambar, dan objek atau media lain yang dapat membantu untuk menjawab keinginannya.
d.      Dipersilahkan lansia menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya.
e.       Dorong lansia untuk menulis dan mengekspresikannya dan berikan kesempatan untuk membaca dengan keras.
f.       Gunakan gerakan isyarat terhadap objek pembicaraan jika mampu meningkatkan pemahaman.
g.      Gunakan sentuhan untuk memfokuskan pembicaraan, meningkatkan rasa aman.
5.      Lansia dengan penyakit Alzheimer :
Penyakit Alzheimer (AD) kadang disebut sebagai demensia degeneratif primer atau demensia senil jenis Alzheimer (SDAT) merupakan penyakit neurologis degeneratif, progresif, ireversibel, yang muncul tiba – tiba dan ditandai dengan penurunan bertahap fungsi kognitif dan gangguan perilaku dan efek (Brunner dan Siddart, 2001).
Keadaan yang terjadi pada pasien yang menderita Alzheimer diantaranya terjadi keadaan mudah lupa dan kehilangan ingatan bahkan klien dapat kehilangan kemampuannya mengenal wajah, tempat, dan objek yang sudah dikenalnya serta kehilangan suasana kekeluargaannya. Perubahan kepribadian biasanya negatif. Pasien dapat menjadi depresif, curiga, paranoid, kasar, dan bahkan kejam. Kemampuan berbicara buruk sampai pembentukan suku kata yang tidak masuk akal. Perawatan diri memerlukan bantuan, termasuk makan dan toileting.
Teknik komunikasi yang digunakan adalah :
a.       Selalu berkomunikasi dari depan lansia.
b.      Bicaralah dengan cara dan nada yang normal.
c.       Bertatap muka.
d.      Mnimalkan gerakan tangan.
e.       Menghargai dan pertahankan jarak.
f.       Cegah setting ruangan yang memberikan stimulasi yang banyak.
g.      Pertahankan kontak mata dengan senyum.
h.      Ikuti langkah klien dan bicaralah padanya.
i.        Bertanyalah hanya dengan satu pertanyaan.
j.        Mengangguklah dantersenyum bila memahami perkataannya.
6.      Lansia yang menunnjukkan kemarahan :
a.       Klarifikasi penyebab marah yang terjadi.
b.      Bantu dan dorong klien mengungkapkan marah dengan konstruktif.
c.       Gunakan pertanyaan terbuka.
d.      Luangkan waktu setiap hari bersama klien.
e.       Puji dan dukung setiap usaha dari klien.
7.      Lansia yang mengalami kecemasan :
a.       Dengarkan apa yang dibicarakan klien.
b.      Berikan penjelasan secara ringkas dan jelas apa yang terjadi.
c.       Identifikasi bersama klien sumber – sumber yang menyebabkan ketegangan atau keemasan.
d.      Libatkan staf dan anggota keluarga.
8.      Lansia yang menunjukkan penolakan :
a.       Kemukakan kenyataan perlahan lahan.
b.      Jangan menyokong penolakan klien.
c.       Bantu klien mengungkapkan keresahan atau perasaan sedihnya.
d.      Libatkan keluaraga.
9.      Lansia yang mengalami depresi :
a.       Lakukan kontak sesering mungkin.
b.      Beri perhatian terus – menerus.
c.       Libatkan klien dalam menolong dirinya sendiri.
d.      Gunakan pertanyaan terbuka.
e.       Libatkan staf dan anggota dalam memberikan perhatian.
d)     Hambatan Komunikasi dangan Lansia
Saat perawat berkomunikasi dengan lansia tidak sedikit hambatan yang terjadi saat melakukan komunikasi. Apanila hal ini dibiarkan terus akan menghambat kemajuan komunikasi. Hambatan tersebut antara lain :
1.      Internal Distraksi
Gangguan yang terjadi pada lansia saat melakukan omunikasi misalnya lansia mengantuk, menguap atau mengatakan lapar saat melakukan kmunikasi dengan perawat.
2.      Sensory Overload.
3.      Gangguan neurologi.
4.      Defisit pengetahuan.
5.      Hambatan Verbal.
6.      Setting yang tidak tepat.
7.      Perbedaan budaya.